Masyarakat: menciptakan perdamaian dan membangun
Negara menurut Kitab Suci
Oleh: Selpanus Usel
1.
Bersyukur
atas Anugerah Keanekaragaman dan Persatuan
Apakah kamu merasa kagum akan keindahan alam
Indonesia dan keanekaragaman suku dan budaya Indonesia itu? Bagaimana semua itu
terjadi? Dari manakah semua itu berasal? Apa yang sebaiknya kita perbuat?
Bacalah firman Allah dari Kitab Kejadian berikut!
Berfirmanlah
Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji
di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan
menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di
udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala
tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya. “ Dan jadilah demikian. Maka Allah
melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah
pagi, itulah hari keenam.
Segala keindahan alam itu berasal dari Tuhan yang
dianugerahkan kepada manusia. Keindahan alam Indonesia dengan seluruh flora dan
faunanya merupakan anugerah Tuhan kepada bangsa Indonesia.
Aneka suku dengan segala adat kebiasaan serta
bahasanya merupakan buah perkembangan manusia seperti yang difirmankan Allah: “Beranakcuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (Kej
1:28).
Dari dua manusia yang Allah ciptakan itu
berkembanglah suku-suku dan bangsa yang tersebar ke seluruh bumi.
Keanekaragaman suku dengan segala budayanya, seperti keanekaan flora dan fauna
adalah kehendak Tuhan.
Keberagaman tersebut memang dapat menjadikan
perpecahan di antara manusia. Walaupun begitu Allah memberikan dalam hati
manusia kekuatan batin yang mendorong manusia untuk bersatu dan saling
menolong.
2.
Tanggung
Jawab Warga Negara
Menjadi warga Gereja Katolik Indonesia
sekaligus menjadi warga negara Indonesia. Warga Gereja Katolik mempunyai hak
dan kewajiban yang sama dengan semua warga negara yang beragama lain. Karena
kalian semua hidup dan berkembang di negara yang sama, yaitu Indonesia.
Bagaimana sikap Gereja Katolik terhadap negara Indonesia? Gereja tetap
menghendaki semua umat Katolik yang hidup dan berkembang di negara Indonesia.
Gereja mengharapkan seluruh umat Katolik taat dan bertanggung jawab terhadap
negaranya. Yesus sandiri menegaskan demikian:
Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka
berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka
menyuruh murid-murid mereka bersama-sama dengan orang-orang Herodian bertanya
kepadanya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur
mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau
tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: apakah diperbolehkan membayar
pajak kepada Kaisar atau tidak? “Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka
itu lalu berkata: “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?
Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu. “Mereka membawa suatu dinar
kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?
“Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar. “Lalu kata Yesus kepada mereka:
“Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada
Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah. “Mendengar itu heranlah mereka
dan meninggalkan Yesus lalu pergi (Mat 22:15-22).
Sebagai
orang Katolik, kamu wajib untuk selalu taat kepada negara seperti membayar
pajak dan menaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh negara. Tetapi
sebagai warga Gereja kamu juga harus taat kepada Allah. Menjadi orang Katolik
hendaknya menjadi teladan dalam kewajiban dan hormat kepada negara dan bangsa
Indonesia. Semua peraturan yang telah dibuat mempunyai tujuan yang baik yaitu
mengatur hajat hidup seluruh warga negara Indonesia. Peraturan dibuat demi
terciptanya tatanan hidup yang sejahtera, adil, dan bersaudara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar