Setelah mengikuti secara seksama kemajuan pembangunan dan perkembangan terakhir
perjuangan mahasiswa dalam memberi pendapat tentang proyek miniatur Indonesia
Indonesia Indah yang diprakarsai oleh Yayasan Harapan Kita yang dipimpin oleh
Ibu Tien Soeharto dihubungkan dengan reaksi spontan masyarakat dan kalangan
generasi muda, serta dihubungkan dengan reaksi yang datang dari pemerintah, dan
terakhir dari Presiden Soeharto dalam peresmian rumah sakit Pertamina yang baru
lalu, maka kami organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Perhimpunan Mahasiswa
Katolik Republik Indonesia (PMKRI), dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
(GMKI) merasa perlu memberikan pendapat dalam rangka tanggung jawab kami untuk
masa kini dan masa datang sebagai berikut:
1. Tentang perjuangan mahasiswa dan kalangan generasi muda kini dalam menanggapi
persoalan perguruan tinggi, masyarakat dan persoalan negara tetap positif dan
konstruktif. Ini sebagai bukti bahwa mahasiswa dan generasi muda masih
mempunyai kesadaran yang tinggi, dan mempunyai rasa tanggung jawab yang besar
bagi generasi ini dan generasi yang akan datang biar pun melalui
tantangan-tantangan yang cukup besar. Kesadaran ini, bertitik tolak dari
perjuangan Orde Baru menegakkan Pancasila dan UUD 1945. Ini bukti bahwa
generasi muda masih tetap mencintai demokrasi yang memang diajarkan oleh Orde
Baru. Dalam rangka inilah kami berpendapat bahwa gerakan-gerakan mahasiswa
selama ini, tetap dalam perjuangan meneruskan Orde Baru.
2. Dalam rangka inilah mahasiswa dan generasi muda memberikan pendapat terhadap
proyek miniatur Indonesia Indah. Biar bagaimanapun proyek ’sulit’ dibedakan
antara pemerintah dan swasta, dan ini semakin jelas dari ’kesibukan’ aparat
pemerintah memberikan ’penjelasan’ dari proyek ini. Di samping masalah campur
tangan aparatur pemerintah ini, kita melihat kebutuhan akan proyek ini masih
belum dapat disesuaikan dengan strategi pembangunan sebagaimana kita sudah
tetapkan sebagai bangsa dan mencetuskan Orde Baru dan menggantikan Orde Lama.
3. Memang pengisian Orde Baru belum selesai. Kehidupan konstitusional masih
banyak yang harus diperjuangkan. Banyak lembaga ekstra-konsitutisional yang
masih dipertahankan dalam rangka menampung masa transisi ke Orde Baru yang
sebaik-baiknya. Dalam hal ini, secara khusus lembaga pengawasan atau lembaga
kontrol yang sebagaimana mestinya. Bukti undang-undang yang mengatur pengawasan
ini masih banyak hasil Orde lama, dan kalau ada undang-undangnya hanya di
diatur oleh peraturan pemerintah. Dalam tidak rangka memperjuangkan ini,
mahasiswa dan generasi muda sewajarnya tidak akan berhenti dan tidak akan
mematikan perjuangannya.
4. Kami menyadari dan meyakini bahwa problema-problema dasar yang ada dalam
masyarakat hanya dapat dipecahkan melalui pembangunan. Kami mengakui dan
menghargai bahwa pembangunan yang disepakati bersama dan sedang berjalan di
bawah pimpinan Presiden Soeharto adalah usaha yang sungguh-sungguh serta
memperlihatkan beberapa hasil yang positif, walaupun belum seperti apa yang
kita harapkan. Kami melihat bahwa proses pembangunan masih mengalami
hambatan-hambatan baik dari struktural dan konstitusional maupun hambatan
karena sikap mental, yang dapat menggagalkan tujuan jangka panjang agar hasil
pembangunan dapat dinikmiati oleh seluruh masyarakat. Dalam rangka inilah
mahasiswa dan generasi muda dalam proses pembangunan adalah mutlak perlu.
5. Dalam kerangka pikiran kami mengikuti makna dari pidato Presiden Soeharto
pada peresmian rumah sakit Pertamina pada tanggal 6 Januari 1972 yang lalu,
yang menganggap bahwa gerakan itu mendiskreditkan Pak Harto dan pemerintah
dengan jujur kita nyatakan bahwa data yang menyatakan demikian tidak ada pada
kami, mahasiswa dan generasi muda. Yang ada pada kami adalah idealisme sejarah,
idealisme Orde Baru, idealisme Pancasila dan UUD 1945, idealisme
konstuitusional yang cita-citakan. Motivasi kami tidak lain tidak bukan adalah
memperkuat pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Soeharto, sebagai hasil
proses perjuangan bersama Orde Baru. Tidak mungkin kami mendiskreditkan
pemerintah Orde Baru. Namun, setiap usaha yang akan membawa wibawa pemerintah
Orde Baru ke cara-cara Orde Lama sudah pasti kita akan menentang dengan segala
kemampuan yang ada pada kami.
Untuk menyelesaikan yang tidak jelas diperlukan dialog yang jujur. Dalam rangka
ini, kami masih memerlukan dialog dari semua pihak yang tepat dapat memberi jawaban
yang pasti,yaitu Bappenas, DPR, dan Presiden.
Kepada mahasiswa dan generasi muda, kami serukan untuk
tetap meneruskan perjuangan dalam rangka cita-cita perjuangan Orde Baru.
Jakarta, 10 Januari 1972
PP GMNI Soerjadi, Ketua Umum; PB HMI Akbar Tandjung, Ketua Umum; PP PMKRI
Christ Siner Key Timu Ketua Presidium; PP GMKI Binsar Sianipar, Ketua Umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar