Latar Belakang
Kecenderungan yang paling nyata pada dekade 70 adalah adanya hasrat yang kuat
terhadap pembangunan untuk mewujudkan Indonesia yang kita cita-citakan dan
adanya minat yang besar dari semua pihak terhadap persoalan-persoalan generasi
muda, aneka pikiran dan pendapat tentang mereka yang akhirnya mempunyai tujuan
yang sama: pembinaan generasi muda adalah penting.
Pentingnya pembinaan ini adalah selain karena semua pihak ingin menghindari
terjadinya kerenggangan antargenerasi, bahkan lebih dari itu bagaimana generasi
muda mengambil peranan bersama-sama dengan generasi sebelum dan sesudahnya di
dalam proses pembaharuan dan pembangunan masyarakat dapat dijabarkan.
GMNI, HMI, GMKI, PMKRI, dan PMII adalah organisasi-organisasi yang secara
sosiokultural datang dari kelompok sosial yang berbeda-beda, kali ini
mensponsori kembali pertemuan Cipayung II yang juga dihadiri oleh eksponen
generasi muda lainnya. Dengan pertemuan Cipayung yang hendak dikaji, selain
tema yang berhubungan dengan generasi muda dan pembangunan, juga hendaknya
dibuktikan kepada masyarakat adanya usaha untuk menjalin pertemuan kultural
dari aneka kelompok sosial yang berbeda dan yang pada masa terdahulu pernah
saling bertentangan.
Disadari bahwa pertentangan antarkelompok sosial bukan saja tidak menguntungkan
pihak-pihak yang bersangkutan, tetapi lebih jauh dari itu merugikan bangsa
secara keseluruhan. Di dalam rangka itu, perencanaan masyarakat dan tanggung
jawab generasi muda adalah masalah pokok kita dewasa ini.
Perencanaan Masyarakat
Tuntutan pokok dari suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat adalah kemampuan
merencanakan masyarakatnya yang akan dibangun. Demikian juga bangsa Indonesia
harus mampu merencanakan masyarakat berdasarkan potensi-potensi, serta
kemampuan yang ada dalam masyarakat dengan menghayati jalannya sejarah bangsa
Indonesia dan umat manusia di seluruh dunia ini.
Bagi Indonesia kini dan pada masa yang akan datang perencanaan masyarakat itu
adalah menetapkan strategi, prioritas, serta menggariskan langkah-langkah
kebijaksanaan melalui pembaharuan dan pembangunan masyarakat yang diperlakukan.
Perencanaan masyarakat tersebut dapat dibayangkan dan diperhitungkan secara
jelas dan matang oleh semua lapisan masyarakat, generasi demi generasi dalam
mencapai tujuan bangsa Indonesia yang termaktub dalam Mukadimah UUD 1945 serta
keseluruhan bulat UUD 1945 berdasarkan Pancasila.
Ini dimulai dalam berbagai rencana pembangunan bangsa kita pada masa lalu, kini
dan terus berjalan pada masa yang akan datang, atas kasih dan anugerah, serta
perkenan Tuhan Yang Maha Esa.
Kini dalam rangka lingkup perencanaan masyarakat perlu dipertegas strategi yang
jelas dalam pembangunan maupun rencana pembaruan struktur masyarakat, yang
diperlukan dalam strategi keadilan sosial. Strategi keadilan sosial perlu
mendapat pertimbangan baru dalam pembangunan ekonomi untuk mempercepat
ketahanan dan kemampuan kita berdiri di atas kaki sendiri sebagai bangsa yang
merdeka dan berdaulat.
Di dalam pelaksanaan strategi keadilan sosial hendaknya perhatian yang lebih
besar diberikan kepada generasi muda sebagai lapisan masyarakat yang terbesar
dewasa ini. Hal ini perlu ditegaskan karena Indonesia di masa datang akan
menghadapi persoalan-persoalan keadilan sosial yang mungkin lebih besar
dibandingkan dengan dewasa ini. Persoalan sekarang adalah:
(1) kesempatan turut serta dan menentukan pembangunan itu
(2) pendidikan dan latihan untuk berpikir dan bekerja,
(3) tersedianya lapangan kerja seluas mungkin.
Sewajarnya masalah ini menjadi kriteria-kriteria yang berwibawa dan menentukan
prioritas, serta menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diperlukan untuk
mencapai strategi keadilan sosial itu. Wadah-wadah pengambilan keputusan dalam
negara dan masyarakat seyogyanya memperhatikan strategi dan prioritas ini.
Tanggung Jawab Generasi Muda
Manusia sebagai tujuan dari perencanaan masyarakat, sekaligus sebagai pelaksana
yang amat menentukan hasil perencanaan pembangunan masyarakat itu sendiri.
Karenanya menjadi faktor penghambat utama dari proses pembangunan, apabila
moralitas dan sistem nilai, mentalitas serta intelektualitasnya tidak memenuhi
syarat, di samping faktor penghambat lainnya, yaitu struktur, pranata, sistem,
dan metode dalam mana para pelaksana itu bekerja.
Perencanaan masyarakat ditujukan untuk membangun masa depan. Masa depan ini
tanggung jawab dan kepemimpinannya akan dipegang oleh generasi muda masa kini,
karenanya ia harus berani menilai faktor-faktor dasar pembangunan tersebut.
Adalah tugas dan tanggung jawab generasi muda untuk berpartisipasi
secara kreatif di dalam pembangunan, kini dan masa datang.
Untuk itu, sesuai dengan tuntutan dasar pembangunan, salah satu tugas pokok
generasi muda adalah membina dirinya secara intensif, baik dalam pembinaan
mental spiritual dan intelektualitasnya maupun dalam melatih keterampilan
sosial dan teknisnya, agar kepemimpinan dan partisipasinya di masa depan
berhasil.
Hal ini hanyalah mungkin apabila ia mendapat kesempatan untuk belajar dan
berlatih secara intensif dalam perguruan tinggi dan lembaga-lembaga pendidikan
lainnya yang bermutu. Organisasi mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda,
berkewajiban membantu perguruan tinggi menjalankan tugas ini. Tugas pembinaan
kepribadian generasi muda secara paripurna menuntut pula perhatian dari pihak
pemerintah dan generasi terdahulu, karena perkembangan masyarakat dan pembinaan
generasi adalah suatu proses yang kontinyu. Di dalam pembangunan masyarakat
negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia,
penyimpangan-penyimpangan sering terjadi, bahkan mungkin terjadi
deviasi-deviasi keadilan sosial dan demokrasi yang merupakan nilai-nilai asasi
kemanusiaan yang harus dijunjung tinggi. Di sini generasi muda bertugas dan
bertanggung jawab untuk selalu berpartisipasi dengan melaksanakan sosial
kontrol dan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam pembangunan.
Dia harus mengingatkan masyarakat dan pemerintah agar jangan sampai
meninggalkan tujuan, motivasi dan orientasi pembangunan yaitu, manusia dan
nilai-nilai kemanusiaannya. Untuk itu generasi muda harus mendalami
masalah-masalah yang ada. Karenanya mutlak perlu untuk selalu berkomunikasi
dengan semua pihak yang terlibat dalam proses pembangunan agar dapat ditemukan
jalan keluarnya. Generasi muda adalah product in process dalam masyarakat, oleh
karenanya generasi muda berpartisipasi sesuai dengan fungsi, kapasitas, dan
watak
alamiahnya.
Demikianlah generasi muda harus betul-betul tampil sebagai kekuatan moral dan
intelektual dalam proses pembangunan bangsa ini.
Cipayung, 16 April 1972
STEERING-COMMITTEE PERTEMUAN CIPAYUNG II
1. Ridwan Saidi 2. Gambar Anom 3. Soerjadi 4. Budihardjono 5. Natigor Siagian
6. Janes Hutagalung 7. Chris Siner Key Timu 8. Eko Tjokrodjojo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar